Profil
Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial
(EMPIRIS)





Pada tahun 2006, tepatnya tanggal 7 Agustus, ekuivalen dengan 12 Rajab 1427 H, EMPIRIS dilahirkan dari kandungan sejarah. Dibidani sekelompok anggota komunitas Muslim yang gelisah menyaksikan absurditas realitas zaman. Realitas yang menampakan diri secara atraktif, hingga memicu jiwa-jiwa pendamba kemanusiaan hakiki, pecinta keadilan sejati, dan pemberontak tirani merasa perlu menajamkan kesadaran historikalnya, visi eksistensialnya, memantapkan barisannya, dan merentangkan aksi-aksi patriotiknya. Demi sebuah penghambaan total terhadap Dzat Yang Menciptakannya, melalui pengabdian hidup-mati untuk Islam yang mencerahkannya, untuk kemanusiaan yang jadi citra kemuliaannya, dan untuk rakyat yang menjadi Ibu kandungnya.

Islam yang secara das sollen, merupakan ajaran yang mencerahkan dan membebaskan bahkan berkemampuan mentransformasikan masyarakat manusia ke arah kehidupan yang lebih manusiawi secara hakiki—sebagaimana secara par excelence ditauladankan oleh Rasulullah Saw.. Dalam ranah das sein mutakhir justru tampil sebaliknya. Islam telah mengalami pembiasan yang distortif, hingga telah menjelma menjadi ajaran yang tak berdaya-kuasa dan berdaya-guna. Kecuali ia menjadi objek intelectuall exercising bagi kaum terpelajar, alat menjustifikasi ‘diskursus’ dominan para cendikiawan, instrumen politik tentatif bagi para politisi, komoditas komersial bagi para agamawan, candu psikologis bagi kaum kaya, dan barang mainan kaum apatis. Islam dalam konteks sedemikian telah mengalami degradasi menjadi objek penghidupan manusia, dan bukan subjek kehidupan manusia. Maka wajar jika lantas Ummat pemeluknya menjadi terlempar dari pusat sejarah dan peradaban dunia. Termarginalkan secara politis, terhimpit secara ekonomis, tertekan secara budaya, terkooptasi secara intelektual, dan bahkan tertindas secara militer.

VISI
Realitas sebagaimana terurai, menstimulasikan lahirnya visi reflektif yang mempertautkan kenyataan kemanusiaan mutakhir dengan idealisme sejati Islam. Yakni bahwa Islam mesti dikembalikan peranannya menjadi titik-sentrifugal sejarah manusia. Islam mesti dikembalikan fungsinya menjadi nucleus hidup manusia baik secara personal maupun komunal. Islam mesti kembali direvitalisasi perannya menjadi medium revolusi untuk penghacuran sistem sosial-politik yang tiranik. Islam mesti diperteguh daya emansipasi historisnya agar menjadi sumber inspirasi perlawanan terhadap penjajahan dan pemerasan. Islam mesti dipertajam arah geraknya menjadi neraca aktif bagi lahirnya tatanan sosial yang beradab dan berkeadilan.

Dalam bingkai pikir ini—Islam berupaya dihadapkan dengan secara dialektis vis a vis realitas sosio-historis agar tampil secara aktual sebagai solusi bagi masalah dan tantangan duniawi. Upaya ini, kian memperoleh relevansinya di tengah tatanan global yang tengah mengalami proses dehumanisasi secara massif. Yakni sebuah proses laten yang tercipta akibat agresifitas kapitalisme global sehingga mendorong bermetamorfosisnya imperialisme klasik menjadi neo-imperialisme.

MISI
Beranjak dari refleksi sosial dan latar normatif-ideologis sebagaimana terurai, Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial (EMPIRIS), meneguhkan misi profetik-liberatifnya sebagai berikut:
  1. Ijtihad: upaya eksplorasi intelektual untuk melakukan reinterpretasi dan redefinisi inovatif terhadap realitas sosial maupun realitas tekstual Islam secara profetik dan kontekstual.
  2. Da’wah: upaya mengorientasikan kesadaran masyarakat menuju bentuk kesadaran tawhid berwatak kaaffah, yakni komprehensif, integratif, dan kritis-transformatif.
  3. Amar Ma’ruf Nahy Munkar: upaya mengafirmasi pola perilaku sosial, politik, ekonomi, maupun budaya masyarakat yang positif dengan nilai Islam seraya mengkoreksi pola perilaku destruktif yang berlawanan secara diametral dengan nilai-nilai Islam.
  4. Jihad: Upaya kolektif berorientasi tsawrah dalam rangka melawan kekuatan-kekuatan agresif yang tak berkenan atas Islam sebagai sistem kepengurusan dunia, demi wujudnya tatanan sosial yang titah Ilahi Rabbi dan Sunatin-Nabi menjadi sistem nilainya.
ORIENTASI
Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial (EMPIRIS) mengorientasikan dirinya untuk menjadi katalisator terwujudnya Mulkiyah Alloh di muka bumi, dan bersama-sama menggalang kekuatan kolektif dari potensi-potensi yang telah sejak lama berada dipangkuan Ummat Islam.


Selanjutnya
Posting Lebih Baru
Sebelumnya
Ini adalah artikel terakhir.
Axact

Empiris

Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial mengorientasikan diri untuk menjadi katalisator terwujudnya Mulkiyah Allah di muka bumi, dan bersama-sama menggalang kekuatan kolektif dari potensi-potensi yang telah sejak lama berada dipangkuan Ummat Islam... Billahi Hayaatuna Wallahu Fii Hayatil Mustadz'afin... Hidup Kita Bersama Allah, dan Allah Berada Dalam Kehidupan Kaum Tertindas... Inna fatahna laka fathan mubina...

Post A Comment:

5 comments:

  1. aku suka bgt ma mua yang da disini ........

    BalasHapus
  2. Anonim19.40

    saya mau tny nih.. kan disitu disebutin..

    ORIENTASI Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial (EMPIRIS) mengorientasikan dirinya untuk menjadi katalisator terwujudnya Mulkiyah Alloh di muka bumi, dan bersama-sama menggalang kekuatan kolektif dari potensi-potensi yang telah sejak lama berada dipangkuan Ummat Islam.

    kalau begitu, sekarang Mulkiyah Alloh belum ada, ada tp blm tegak atw gmn? bd djlskan?

    BalasHapus
  3. EMPIRIS:
    Mulkiyah Alloh secara de facto & de jure, dalam arti wujud dalam bentuk "Ad Dawlah Al Islamiyah" memang belum ada---dalam "level" dunia. Yang baru ada hanya pada "level lokal", seperti di Irak yang telah diproklamasikan waktu lalu, atau yang pernah ada di bumi ex jajahan Belanda, Indonesia, yang diproklamirkan oleh Asy Syahid SM. Kartosoewirjo pada tangal 07 Agustus 1949 dengan nama Negara Islam Indonesia (NII atau DI/TII). Kami menyebutnya yang telah ada dengan Imarah Khas Fii Iraqi atau Imarah Khas Fii Indonesia.

    Tugas KITA Ummat Muslimin adalah menggalangnya, hingga Ad Dawlah Al Islamiyah wujud bersama tegaknya Hukum Alloh.

    BalasHapus
  4. Anonim10.13

    Salam kenal. Semoga perjumpaan ini bermanfaat bagi semuanya.

    BalasHapus
  5. abah fatas01.36

    Pokona mah urang ngadidik jalmi supados lebet kanu system Alloh

    BalasHapus

Bro, ekspresikan ruhul jihad mu !!!